Haloo!! sudah lama aku nggak nulis di blog ini. Jadi untuk post kali ini aku bakal melihatkan sedikit cerpen yg aku tulis dulu saat kelas 9, tentunya aku rombak sedikit. Ada sedikit cerita menarik mengenai cerpen ini, jadi aku inget pernah nulis cerpen ini tapi aku lupa ini itu untuk apa dan kenapa belum selesai, jadi aku harus mengingat ngingat kembali cerpen ini mau mengarah kemana. Sambil aku mengingat itu, aku bakal memperlihatkan sedikit tentang tokohnya terlebih dahulu.
Seperti di judulnya, cerpen ini belum memiliki judul. jadi kalau sudah ada ide nama untuk judulnya nanti bakal di isi di postingan sesudah ini. Terima kasih dan selamat membaca 🙂
—
Namanya Naira. Usianya 16 tahun, dan tentu saja dia adalah perempuan. Rambutnya panjang, berwarna coklat agak ke pirangan, tak usah ditanya lagi dia adalah orang berdarah campur Indo dan Belanda, ayahnya seorang pengusaha kaya dari Indonesia, sedangkan ibunya adalah salah satu koki ternama dari Belanda. Kulitnya putih dan wajahnya sangat cantik, bisa dibilang Naira adalah salah satu gadis yang ingin di temani semua orang, bukan karena sifatnya tapi karena “wajahnya”, memang sangat di sayangkan.
Untuk perempuan di usia seperti Naira dia memiliki kepribadian yang lumayan unik, bukan seperti perempuan perempuan yang lain, yang hobinya hang out bersama teman temannya, dan pastinya berfoto. Naira hanya suka berdiam dirumah, dan membaca buku, terlepas dari itu dia orangnya sangat pemberani dan gesit dalam mengerjakan sesuatu. Entah mengapa sifat ini bisa sampai kepada dirinya, orang tuanya sendiri pun juga berheran-heran.
Pagi hari telah datang, bulan mengucapkan selamat tinggal sedangkan matahari menyapa manis orang orang. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.15, sedangkan kegiatan sekolah mulai pukul 07.30, biasanya jika orang sebaya naira bangun pada jam itu mereka akan panik karena mereka hanya punya waktu 15 menit untuk bersiap dan berangkat ke sekolah, tetapi Naira orangnya sangat santai, tidak terburu-buru, menurutnya terburu-buru hanya akan memperlambat dia dan menyusahkan orang lain. Ajaibnya dia tidak pernah terlambat masuk ke sekolah.
Sampai disekolah ia langsung menyimpan tas di kursinya, seperti paragraf pertama diatas Naira adalah salah satu gadis yang ingin ditemani semua orang tetapi sayangnya hanya karena wajahnya yang cantik dan harta yang dimilikinya. Untungnya Naira adalah gadis yang sangat pintar, ibunya selalu bilang “Berteman lah dengan siapa pun, tapi bersahabat lah dengan orang yang kamu percayai dan mempercayai kamu” alhasil Naira dijauhi hampir seluruh temannya karena mereka kira dia adalah orang yang “sombong”. Sambil menunggu kelas dimulai, semua murid bermain dan mengobrol bersama teman temannya sedangkan Naira hanya menyendiri, membaca buku kesukaannya.
Memang hampir seluruh siswa menjauhinya tetapi dia mempunyai satu teman, teman yang selalu mengerti perasaannya, teman yang selalu mendukung dia, teman yang selalu ada untuknya di suka maupun duka, teman yang menerima dan mendengar curahan hati Naira ketika ia merasa sedih, teman yang dipercayainya dan mempercayainya, yaitu Jatiphala.
Jatiphala, panggil saja Jati. Berumur 16 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Rambutnya lurus berwarna hitam pekat, lahir dengan kedua orang tua asli dari Indonesia, ayahnya seorang pegawai negeri sipil dari Bandung, dan ibunya adalah seorang wirausahaan dari Surabaya. Mungkin kalau kalian liat dari penampilannya, Jati bukan seperti orang yang enak diajak berteman, tampilannya yang seperti seorang kutu buku, memakai baju seadanya, membuatnya dijauhi oleh murid lain. Tetapi sifatnya sama sekali tidak seperti kutu buku, dia bahkan tidak suka membaca buku, dia ramah, rajin, pengertian, sangat peduli terhadap sesama dan sangat pandai, kalau kata orang orang dia adalah “paket lengkap”. Walaupun demikian ia agak pemalu dan penakut, butuh waktu yang agak lama untuk mengenal ia lebih dekat.